Akhir-akhir ini saya benar-benar mulai meneliti satu persatu label ingredients yang ada pada produk yang saya gunakan dan mempelajarinya dengan merujuk pada Less Toxic Guide. Ngeri juga, sebab, body lotion yang saya gunakan diantaranya mengandung methylparaben, propylparaben, dimethicone,  sodium hydroxide, propylene glycol, parfume. Sementara pembersih muka mengandung, sodium laureth sulphate.

Lalu, apakah sebenarnya bahan kimia tersebut ???

Paraben: nama dagangnya dikenal dengan 4-Hydroxybenzoic acid merupakan bahan pengawet produk (agar produk tersebut bisa bertahan dalam jangka waktu lama) dan juga anti bakteria. Paraben ini biasanya bisa juga berbentuk methyl paraben, butyl paraben atau propyl paraben. Paraben mempengaruhi estrogen, hal ini seringkali di hubungkan dengan terjadinya kanker payudara. Paraben dapat menyebabkan reaksi alergi atau dermatitis bagi beberapa orang. Paraben diserap melalui kulit dan ditemukan dalan jaringan kanker payudara atau tumor.

Dimethicone: merupakan silicon-based polymer, bahan ini juga memiliki potensi bahaya.

Sodium hydroxide:  merupakan bahan alcaline caustic yang cukup kuat dan biasa juga disebut sebagai lye.Bahan ini diantaranya dapat menimbulkan iritasi, dermatitis, kulit terbakar.

Prophylene glycol: merupakan bahan populer yang digunakan untuk berbagai produk kulit seperti pelembab, pembersih muka, produk anti penuaan, maskara dan bahkan pewarna rambut. Bahan ini digunakan sebab murah dan lebih mudah diserap oleh kulit. Bahan ini juga sejenis dengan polyethylene glycol (PEG) yang dapat menyebabkan dermatitis bahkan dalam konsentrasi kecil dan dikenal sebagai  neurotoxin (racun yang menyerang syaraf) oleh  US National Institute for Occupational Health and Safety, bahkan dapat juga menyebabkan gangguan pada ginjal.  Material Safety Data Sheet (Lembar Data Keselamatan) bagi  propylene glycol memberikan peringatan kepada pekerja untuk mengindari kontak kulit (wah ngeri ya, sementara kita mengoleskannya setiap hari di pelembab yang kita gunakan).

Parfume: pada produk biasanya ditulis dengan nama fragrance atau parfum, hal ini biasanya merujuk pada bahan sintesis (pewangi sintesis). Bahan ini dapat memicu asma, sakit kepala, alergi dan iritasi kulit. Selain itu, banyak bahan pada fragrance atau pewangi ini disinyalir merupakan zat karsinogen (pemicu kanker).
Berdasarkan study yang dilakukan  US Environmental Protection Agency tahun 1991, kira-kira  100% fragrance/parfume mengandung toluene, yang dapat menyebabkan gangguan pada hati, ginjal, otak dan bahkan gangguang pada pembentukan fetus (calon bayi). Bahan fragrance/parfume tertentu, seperti phthalates, dinyatakan sebagai pengganggu terhadap hormon. Diethyl phthalate (DEP), pelarut yang digunakan pada fragrance/parfume disinyalir memiliki hubungan dengan gangguan organ reproduksi, termasuk gangguan DNA pada sperma manusia.  Celakanya, banyak ingredients pada fragrance yang memiliki resiko bahaya tidak dituliskan dalam label produk. Di negara anggota Uni Eropa, pencantuman bahan pada label sudah diwajibkan dalam rangka mengidentifikasi 24 bahan pemicu alergi yang digunakan untuk pewangi/frangrance/parfume.

Sodium Laureth Sulphate: merupakan bahan yang dikenal sebagai penyebab iritasi kulit dan mata. Biasa terdapat pada detergent, shampoo, body wash, bubble baths, skin cream dan odol. Apabila  sodium laurel sulfate dikombinasikan dengan ethylene oxide (ethoxylized) untuk melembutkan  sodium laureth sulfate,akan menjadi lebih berbahaya, sebab menjadi kontaminasi dengan  1,4-dioxane, zat yang disinyalir karsinogenik (penyebab kanker). Umumnya 1,4-dioxane dapat dibersihkan dari produk saat proses di pabrik, akan tetapi kita tidak dapat menjamin hal ini dilakukan oleh produsen, sebab biasanya tidak diwajibkan untuk menuliskan informasi ini pada label. Padahal, proses ini dapat pula menyebabkan pembentukan bahan karsinogen lain seperti ethylene oxide. Sodium lauryl sulfate merupakan bahan yang serupa dengan Ammonium lauryl sulfate, tetapi kelompok sodium group telah digantikan oleh  atom ammonium . Meski bahan ini juga menyebabkan iritasi,  ammonium lauryl sulfate tidak sebahaya sodium lauryl sulfate, kecuali kalau bahan tersebut melalui proses ethoxylized. Saat  ethoxylation untuk diubah menjadi ammonium laureth sulfate, bahan ini juga terkontaminasi dengan 1,4-dioxane dan  ethylene oxide, bahan yang disinyalir karsinogenik. Jadi lebih baik hindari saja Sodium dan Ammonium Laureth Sulphate ini...

Pusing juga ya, untuk menghindari resiko, saya  mencoba browsing untuk mencari produk yang lebih aman, dan menemukan produk berikut yang menyatakan bebas Lanolin, Paraben, PABA, Sodium Lauryl/Sodium Laureth Sulphate, Methanol Fragrance dan Sythetic Color (dye). Hebatnya, ini produk Indonesia asli lho!


Kelihatannya baik untuk dicoba, tetapi harus di baca dengan teliti labelnya, jangan sampai bahan berbahaya yang satu tidak digunakan tetapi diganti dengan bahan berbahaya lain....Ok, jadilah konsumen yang kritis!